9Redaksi - Di saat seorang Ayah baru pulang dari pekerjaannya, di malam itu terjadi percakapan antara anak dan ayahnya.
ANAK: "Ayah, boleh aku mengajukan pertanyaan?"
AYAH: "Ya boleh, apa itu?"
ANAK "Ayah, berapa banyak uang yang Ayah dapatkan selama 1 jam?"
AYAH: "Itu bukan urusanmu. Kenapa bertanya hal seperti itu?"
ANAK: "Aku hanya ingin tahu Ayah. Tolong beritahu aku, berapa banyak uang yang Ayah hasilkan selama satu jam.?"
AYAH: "Jika kamu harus tau, Ayah bisa menghasilkan Rp 1.000.000 per jam."
ANAK: "Oh (dengan kepala menunduk ke bawah)”
ANAK: "Ayah, boleh nggak aku pinjam Rp 500.000 saja?"
Sang ayah sangat marah.
AYAH : "Kalau kamu minta uang hanya untuk membeli mainan atau hal tidak berguna lainnya, sana pergi ke kamarmu dan tidurlah! Coba pikir, kamu begitu egois. Ayah bekerja keras setiap hari untuk menghadapi perilaku kekanak-kanakan ini!"
.
Si Anak diam-diam pergi ke kamarnya dan menutup pintu.
Ayah itu duduk dan mulai tambah emosi dengan pertanyaan anaknya itu. Berani-beraninya dia bertanya seperti itu hanya untuk mendapatkan uang?
Setelah sekitar satu jam atau lebih, pria itu tenang, dan mulai berpikir.
Mungkin ada sesuatu yang benar-benar diperlukan untuk dibeli dengan uang Rp 500.000 dan anaknya memang benar-benar sangat jarang meminta uang. Si Ayah itu pergi ke pintu kamar anaknya dan membuka pintu.
.
AYAH: "Apakah kamu sudah tidur, Nak?"
ANAK: "Tidak Ayah, aku belum tidur".
AYAH: "Ayah sudah berpikir, mungkin Ayah terlalu keras sama kamu nak. Hari ini adalah hari yang sibuk untuk Ayah dan Ayah sangat jengkel dengan kamu yang meminta uang Rp 500.000. Ayah akan memberimu.."
.
Anak kecil duduk tegak, dan tersenyum.
ANAK: "Oh, terima kasih ayah!"
Kemudian, anak ini mengambil dari bawah bantal dan dia mengeluarkan beberapa tagihan kusut. Sang Ayah itu melihat bahwa anaknya sudah punya uang, dan si Ayah marah lagi. Anak kecil ini perlahan menghitung uangnya, dan kemudian menatap ayahnya.
.
AYAH: "Mengapa kami ingin punya uang lebih banyak jika kamu sudah memiliki uang?"
ANAK: "Karena uangnya belum cukup Ayah, tapi sekarang sudah”.
"AYAH, aku punya Rp 1.000.000 sekarang. Dapatkah aku membeli satu jam dari waktu Ayah? Ayah, silahkan pulang lebih awal besok. Aku ingin sekali makan malam dengan Ayah."
.
Seketika hati si Ayah ini hancur. Dia memeluk anaknya dengan erat, dan ia memohon ampun kepada Tuhan dan minta maaf kepada anaknya.
.
Ini hanya pengingat singkat untuk kita semua yang bekerja begitu keras dalam hidup. Kita tidak harus membiarkan waktu tergelincir melalui jari-jari kita tanpa menghabiskan waktu dengan orang-orang yang benar-benar penting bagi kita, orang yang dekat dengan hati kita. Jangan lupa untuk berbagi senilai Rp 1.000.000 waktu Anda dengan seseorang yang Anda cintai.
.
Jika besok kita meninggal, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa dengan mudah mencari pengganti kita dalam hitungan hari. Tapi keluarga dan teman-teman yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Dan kalau dipikir-pikir, kita tuangkan diri ini lebih dalam kepada pekerjaan daripada keluarga kita.
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat dan menyadarkan kita.