Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Mohon bantuan Pak Ustadz.
SAYA sedang mengalami permasalahan rumah tangga yang cukup pelik hingga
terpikirkan untuk menceraikan istri saya. Ini karena saya merasa
kelakukan istri saya ini sudah keterlaluan. Ia terkesan memberikan saya
pilihan yaitu memilih dia saja atau memilih keluarga orang tua saya.
Makin lama makin terlihat kalau istri saya tidak bisa menerima ortu
saya, karena banyaknya masalah keluarga yang memang hampir semuanya
bermula dari keluarga besar saya.
Sampai suatu saat ketika orang tua saya datang untuk menjenguk kami,
istri saya tidak berkenan dan dia memutuskan untuk pergi keluar rumah
sampai dengan jam 23.00 malam tidak mau pulang. Tuntutannya hanya satu,
yaitu orang tua saya harus pergi dari rumah baru istri saya bersedia
pulang. Atau jika orang tua tidak pulang maka istri saya akan minggat.
Pada waktu itu, hampir keluar talak dari saya, tapi masih bisa saya tahan.
Sampai tengah malam saya berhasil membujuknya untuk pulang ke rumah, dan
pertengkaran dilanjutkan di rumah. Orang tua pun terpaksa saya antarkan
pagi-pagi ke terminal supaya mereka pulang. Hancur hati saya, Pak
Ustadz ketika mengantarkan mereka. Saya merasa membuang orang tua dan
lebih memilih istri. Apa tindakan saya, Pak Ustadz?
Arif Sahabudin (ayiep.bajank@gmail.com)
Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saudara Arif Sahabudin Hafaizhakalloh, diantara bukti tanda-tanda
kekuasaan Allah swt, Dialah yang telah mencipatakan segala bentuk
cipataan-Nya berapasangan (azwâja[an]). Kehidupan dunia ini terasa indah
ketika kita memperhatikan seluruh ciptaan Allah swt. di muka bumi ini
saling berpasang-pasangan. Pergantian siang dan malam, laki-laki dan
wanita, matahari dan bulan, daratan dan lautan, semua itu merupakan
tanda-tanda kekuasaan Allah swt. yang menghiasi kehidupan alam semesta
ini. Keseimbangan, keserasian dan harmoni kehidupan nan indah ini
merupakan bukti kebesaran Allah swt.
Perbedaan sudah menjadi fitrah dalam kehidupan dunia ini, sebab
kehidupan pada hakikatnya warna-warni dari dinamika perbedaan. Maka
barang siapa yang tidak mengahargai dan menerima perbedaan dalam hidup
ini, pada hakikatnya ia sedang berjalan menuju kehancuran melawan fitrah
kehidupan yang sedang dihadapinya.
Maka untuk meraih harmonisasi keseimbangan dari suatu perbedaan itu
Allah swt. telah memberikan ilmu kepada manusia yaitu berupa panduan
kehidupan yang telah disampaikan melalui lisan rasul-Nya yaitu al-Qur’an
dan al-Sunnah. Dalam al-Qur’an Allah swt. sudah begitu jelas
mengajarkan cara untuk menjaga dan memelihara keragaman alam semesta ini
agar tetap seimbang dan bersinergi satu dengan yang lainnya. Allah
telah menyampaikan bagaiman cara untuk menjaga dan memelihara kehidupan
dan alam semesta ini dalam al-Qur’an Surat an-Naba’ : 8-11 :
وخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا (8) وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9)
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11)
“Dan kami menciptakan kamu berpasang-pasangan (8) dan kami menjadikan
tidurmu untuk istirhat (9) dan kami menjadikan malam sebagai pakaian
(10) dan kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan (11).”
Begitupun Allah swt. Telah menjadikan pasangan pria dan wanita sebagai
pasangan yang serasi dan seimbang yang bertujuan untuk melahirkan
ketenangan diantara keduanya. Dalam Surat ar-Rum : 21
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ
فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21)
“Dan diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dia menjadikan diantaramu rasa kasih
sayang. Sungguh pada pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.”
Berdasarkan kedua ayat di atas, ada beberapa pelajaran penting yang
Allah swt. Ajarkan kepada kita agar keserasian dan keseimbangan pasangan
dapat terjaga secara harmonis, yaitu:
1. Setiap pasangan mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-masing,
kewengan itu sudah semestinya ditempatkan pada tempatnya masing-masing.
Jika kita tidak menempatkan pada tempatnya, maka akan terjadi
kezhaliman. Sebagai contoh, Allah menciptakan siang untuk bekerja dan
mencari nafkah, sedangkan malam untuk istirahat. Jika fitrah itu tidak
ditempatkan pada tempatnya maka salah satu dari pasangan itu akan
teraniaya dan tidak akan berjalan harmonis, yang akhirnya akan
melahirkan kerusakan dan kebinasaan. Demikian halnya dengan pasangan
suami-isteri, harmonisasi dan kerukunan rumah tangga akan terjalin
dengan baik jika setiap pasangan saling memahami dan menempatkan
tugasnya masing-masing sesuai dengan aturan Islam.
Di antara tujuan utama menikah berdasarkan ayat di atas adalah untuk
melahirkan ketenangan (sakinah) antara suami dan isteri, maka jika dalam
mahligai rumah tangga belum tercipta ketenangan diantara pasangan
suami-isteri maka tentu ada yang salah dengan pernikahannya. sebab jika
benar motif pernikahan berlandaskan syariah Islam, maka Islam telah
mengajarkan kepada kita bagaimana cara untuk meraih kebahagian rumah
yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
2. Pernikahan harus dilandasi dengan niat ibadah ikhlas karena Allah
swt. Selain itu juga untuk menyempurnakan sebagian pelaksanaan agama,
karena hanya dengan pernikahan kesempurnaan keislaman seorang muslim
dapat diraih, oleh karenanya jumhur ulama sepakat bahwa hukum asal
pernikahan dalam Islam adalah sunnah.
3. Pernikahan membutuhkan bekal ilmu yang tidak sedikit, oleh karena itu
tingkat keutuhan rumah tangga akan berbanding lurus dengan tingak
keilmuan yang dimiliki oleh pasangan masing-masing. Maka jangan
sekali-kali meninggalkan majelis ilmu jika rumah tangga kita ingin
berjalan harmoni. Agendakan minimal sehari dalam seminggu pasangan
suami-isteri mengahadiri majelis ilmu yang membahas tentang parenting
nabawiyah, dan hukum-hukum keluarga (ahwal al-syakhshiyyah).
4. Bangun kepercayaan dan komunikasi diatara pasangan dengan baik.
Perlakukan isteri dengan baik dan lembut (mu’asyarah bi al-ma’ruf) sebab
fitrah seorang wanita itu halus dan lembut. Ingatkan isteri ketika
berbuat salah dan khilaf,juga sebaliknya kepada suami. Hindari
perceraian ketika terjadi salah faham antara suami isteri, sebab
perceraian bukan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah rumah
tangga. Dan terakhir ajaklah isteri Anda untuk bersama-sama meminta maaf
atas perlakuan yang tidak sopan selama orang tua berkunjung ke rumah
Saudara. Semoga bermanfaat, wallâhu a’lam bi al-shawâb.