“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang engkau berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Al-Anfal: 33)
Dari firman Allah SWT di atas, menggambarkan bahwa istigfar adalah salah satu penangkal azab.
Allah SWT memberikan jaminan terhadap umat Muslim bahwasanya umat Muslim tidak akan tertipa azab, jika dalam kondisi-kondisi tertentu.
Pertama, Allah SWT menjamin bahwa selama Nabi Muhammad SAW, masih berada di tengah umat beliau, maka dipastika tidak aka nada azab yang diturunkan. Jaminan kedua adalah azab tidak akan diturunkan apabila di tengah umat masih ada yang beristigfar (memohon ampun kepada Allah SWT).
Nabi SAW sendiri memberikan contoh untuk beristigfar sebanyak 100 kali sehari semalam. Abu Huarirah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengumpulkan orang-orang lalu bersabda:
“Hai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah, karena aku sendiri bertobat dalam satu hari seratus kali.”
Istigfar adalah memohon ampun kepada Allah SWT atas segala perbuatan buruk. Istigfar dibarengi dengan rasa penyesalan yang dalam dan tidak mengulangi perbuatan yang sama. Beristigfar diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran maupun hadits:
“Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al-Muzzamil: 20)
Nabi Yunus AS mencontohkan bagaimana istigfar bisa menyelamatkan dirinya dari azab. Ketika ia dalam perut ikan, maka dirinya bias terbebas setelah melakukan istigfar dengan penyesalan yang amat dalam.
“Maka kami telah memperkenankan danya dan menyelamatkannnya dari kedukaan. Dan demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya: 88)
Maha benar Allah atas segala firmannya.